Hakikat Perjalanan

     Pagi ini saya mengantar adik Vaksin kedua di Poltekes Semarang. dalam perjalanan pulang, seperti biasa naik motor sambil melihat sekitar. Suasananya ramai karena saat itu berada di jam-jam berangkat kerja. Saya melambat dan melihat beberapa orang menyalip saya karena mungkin buru-buru takut terlambat.

    Saya memperhatikan sekeliling dan kemudian kepala saya mendadak hening dan seperti menemukan sesuatu, saya menyadari bahwa setiap orang yang sedang dalam perjalanan pasti memiliki tujuan. Ada yang tujuannya pergi ke tempat kerja, ada yang pulang kerumah, ada yang mau ke supermarket dan masih banyak lagi. 

    Dari situ saya sadar, bahwa menjalani hidup itu sebenarnya seperti sedang dalam perjalanan, kita semua sama, kita semua sedang menuju sesuatu, dan dalam menuju sesuatu pasti ada yang sampai duluan dan ada juga yang masih di perjalanan. Yang sampai duluan bisa istirahat, bisa melanjutkan tujuan selanjutnya dan untuk yang belum sampai tujuan harus selalu waspada dan was was saat perjalanan. Hidup juga begitu, hidup itu seperti rangkaian perjalanan yang bahkan kadang kita sendiri nggak tahu apa yang akan terjadi di depan sana, nggak tahu rintangan apa yang akan kita lalui saat dalam perjalanan mencapai tujuan. 

    Beberapa orang merasa bahwa hidup adalah sebuah perlombaan dalam mencapai sesuatu. Berlomba untuk cepat sampai tujuan, berlomba untuk sesegera mungkin menyelesaikan apa yang sudah ia inginkan. Semakin sadar bahwa hidup bukan sebuah perlombaan, dan umur hanyalah angka. Kenapa harus selalu mengkhawatirkan keterlambatan? Bukankah tujuan orang berbeda-beda? menyamaratakan sesuatu adalah hal yang jahat menurut saya, seperti halnya pengalaman saya pulang kerumah, tujuan saya adalah rumah. dan mungkin tujuan orang lain berbeda, begitupun hidup, setiap orang punya target pencapaiannya masing-masing. Punya timingnya masing-masing, bahkan bila ada yang memiliki tujuan yang sama pun, belum tentu jalan yang di ambil akan sama juga.

    Setiap orang berhak menentukan rutenya sendiri, menentukan mau dicapai dengan cara apa tujuan yang sudah ditentukan. Setiap orang setiap individu, adalah tanggung jawab mereka sendiri. Diri kita sendiri adalah tanggung jawab kita. Jika tidak punya tujuan, ingat, menjadi manusia adalah tujuan, menenangkan diri adalah tujuan, tujuan tujuan kecil yang menggiring kita pada tujuan besar.

    Enjoy the present moment itu penting banget, kita harus bisa menikmati masa sekarang, belajar hadir (mindfulness) belajar untuk tidak terlalu terseret ke masa lalu dan belajar untuk tidak mengkhawatirkan masa depan. Kita semua hakikatnya sedang ada dalam perjalanan, selama masih ada yang bisa dilakukan, lakukanlah yang terbaik. Istirahat jika dirasa diri sudah lelah, tenang, tidak perlu terburu-buru mencapai sesuatu, karna berprosess pun sebenarnya merupakan tujuan.

    Menjadi manusia emang nggak mudah, karena kita nggak bisa mengatur segalanya sendiri. Ada peran Tuhan, ada peran orang lain yang ada kemungkinan menyakiti hati kita. Untuk mengurangi kemungkinan buruk, kita bisa mencintai takdir (amor fati) mensyukuri segala sesuatu yang menimpa diri adalah bagian dari takdir. Menerima dengan sikap yang netral, mencintai segala kejadian yang terjadi pada kita. Segala kesengsaraan saat ini, adalah bagian dari takdir dari perjalanan menuju Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Singkat

Menyukai Budaya

Tanpa Sadar, Menerangi