Kejadian di tahun 2020

    Membicarakan kondisi yang serba tidak memungkinkan seperti sekarang ini cukup sulit, kondisi yang memaksa beberapa orang harus tetap menjalankan anjuran untuk tetap dirumah, kondisi yang merenggut banyak nyawa masyarakat Dunia, kondisi yang menggagalkan semua acara yang sudah di rencanakan. Semua masyarakat harus tetap berada di rumah. semua orang di paksa stay di rumah, sosialisasi terhenti dan semua rencana tidak bisa terlaksana. Penyesalan kerap datang karena ada harapan besar yang gagal terlaksana karena suatu musibah yang bahkan kita semua gak tau kapan selesainya. 

    Satu satunya hal yang bisa dilakukan saat ini adalah menerima, menerima dan berdoa supaya keadaan kembali normal dan membaik seperti sedia kala. Berharap bahwa wabah yang menimpa seluruh dunia ini segera berakhir dan semua kegiatan bisa terlaksana. Rasa cemas dan khawatir yang saya rasakan setiap hari membuat hidup saya terasa berantakan, jam tidur yang berantakan, tidak ada sosialisasi, dan kondisi ini cukup membuat saya cukup stress. Bagaimana tidak? seorang ekstrover seperti saya yang biasanya bersosialisasi dengan teman teman sekarang dipaksa untuk tinggal dirumah dan tidak boleh kemana mana. Tapi, dibalik semua keluhan itu, pasti ada angin segar yang akan datang, pasti ada niat Tuhan yang tersembunyi. Saya sudah berkomitmen untuk memaknai hal hal kecil yang menimpa saya. Memaknai beberapa kejadian yang terjadi pada hidup saya. Sebenarnya apa dan kenapa Tuhan menempatkan saya pada kondisi seperti ini.

    Pertanyaan-pertanyaan muncul setiap hari, semakin banyak waktu saya habiskan sendirian. Semakin mengenali diri sendiri, semakin akrab dengan kesepian, semakin memelihara kekhawatiran dan menumpuk dan memupuk keputusasaan. Mungkin ini karena terlalu banyak berdiam diri di rumah, mungkin ini karena kurang bersosialisasi dengan manusia. Beberapa waktu ku sempatkan untuk melihat berita, dan membaca beberapa berita terbaru mengenai wabah virus ini, keadaan yang saya alami setelahnya tidak menjadi lebih baik, melainkan sebaliknya. Khasus-khasus yang semakin bertambah, jalan di blokade. Manusia berjalan dengan berjarak, masker merupakan benda wajib yang harus dipakai. 

   Bagaimana dengan kondisi para pekerja? bagaimana manusia melanjutkan hidupnya di kondisi yang seperti ini? Orang-orang di PHK, semua pekerja dipaksa Work From Home, yang mana akan menjadi kendala bagi sebagian orang yang tak memiliki fasilitas lengkap di rumah. Semua orang bergotong royong saling membantu memberikan sembako. Para korban PHK harus banting tulang mencari cuan untuk melanjutkan hidup: ada yang memancing untuk mendapatkan ikan, ada yang memilih untuk menjadi driver Ojol yang mengantarkan makanan, dan ada juga yang memilih untuk kerja serabutan, kerja apapun asalkan dapat uang. Kondisi yang seakan menarik semua orang kedalam jurang yang dalam. Kondisi yang sangat sulit. Pelaku media juga tidak memberikan berita yang membuat tenang, melainkan sebaliknya. Berita mengenai konsprasi elit Global juga sangat berpengaruh terhadap mental masyarakat Indonesia. Sungguh, ini kondisi yang berat untuk kita semua. Kita harus benar- benar berhenti, dan istirahat total.

    Tidak lupa dengan anak-anak sekolah yang harus belajar dirumah, libur total, Ujian Nasional di hapuskan, Wisuda ditiadakan, sistem menjadi tak karuan. Anak sekolah menjadi berkeliaran di perkampungan, bermain tidak mengenal jam. Sungguh kondisi yang memilukan. Banyak yang menerka kapan ini semua berakhir. Tapi itu sama sekali tidak ada jawabannya, pertanyaan yang cuman Tuhan yang bisa menjawabnya.

    Pesan : tetaplah bertahan dan tabah dalam kondisi seperti ini, ingat bahwa segala yang datang pasti akan berpulang. Yakinlah bahwa ini tidak akan berlangsung selamanya, berdiam dulu dirumah, jaga keluargamu, jaga kesehatanmu, bertahanlah sebentar lagi. Tidak perlu merasa cemas dan khawatir karna kita semua mengalami hal yang sama, kita semua merasakan hal yang sama, kita harus bertahan dan harus cukup kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tidak apa-apa dirumah dulu, manfaatkan momen ini sebagai momen meningkatkan kedekatan pada keluarga tercinta, momen untuk memperbaiki hubungan yang semula rusak. Menyiapkan diri untuk bisa lari lebih kencang dan lebih jauh lagi setelah ini selesai..





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyukai Budaya

Pertemuan Singkat

Jeda