Kemungkinan

  Pertanyaan yang selalu terngiang di kepala adalah "lalu, setelah ini apa?" dan setelah itu semua anggota tubuh terasa merinding, seakan menolak menjawabnya. Seakan isi kepala ingin meledak, seolah semua yang bergerak jadi terhenti dan jari jari gemetaran.

  Kehidupan setelah lulus, pada awalnya adalah sebuah momen yang indah dimana semua orang mengucapkan selamat dan sanjungan atas berakhirnya kesengsaraan, semua orang berbangga karena melihat orang yang selama ini dinanti kelulusannya sudah menyelesaikan studinya. Tapi, ibarat orang sedang bercosplay yang harus berpura-pura menutupi kebimbangan dalam hatinya, menutupi segala kecemasan akan masa depan, menutupi rasa gelisah karena kadang enggak tau apa yang harus dilakukan selanjutnya.

  Satu hari merayakan kebahagiaan dengan memakai baju kebaya dan toga di kepala. Hari dimana hal yang sifatnya cuman sementara itu nggak akan bisa merubah apapun, dan hal itu cepat atau lambat akan berakhir, karna nggak akan ada hal yang sifatnya selamanya, apalagi kebahagiaan. Dan yang terpenting disini adalah bagaimana kehidupan setelah ini? begitu berat dan sulit menjawabnya, terkadang kita gak punya pilihan apapun. Orang disekitar kita bahkan sudah mendesak untuk segera bergegas mencari pekerjaan, padahal dari dalam hati masih ingin merebahkan badan sejenak melebur menjadi manusia seutuhnya, menikmati hidup tanpa tugas dan beban apapun. Tapi, itu nggak akan berlangsung lama, uang yang dimiliki semakin menipis. Tidak ada keberanian untuk meminta karna sadar bahwa kehidupan bersama orang tua sudah selesai sampai disini. Sudah saatnya begerak untuk membuat hidupmu sendiri, dengan segala bekal yang sudah di persiapkan.

  Kemungkinan kemungkinan akan terjadi dan isi kepala selalu menebak nebak apa kemungkinan yang akan terjadi pada diri ini, apakah diri ini mampu menopang segala beban kehidupan yang bahkan baru akan dimulai? rasa takut dan gelisah mulai muncul menggrogoti pikiran di sepanjang hari, keputusan yang sudah dipilih menimbulkan kebimbangan. Apakah pilihan ini benar? dan jiwa ini seperti sedang terpapar kegelapan yang meraba raba mencari cahaya. Hidup memang seperti ini, serba gelap, serba tidak jelas. Kalau bukan kita yang membuat cahaya sendiri, lalu siapa lagi? orang lain juga akan sibuk membuat cahaya nya sendiri. 

  Pada akhirnya kamu akan sendirian, berjalan sendiri menemui takdir takdir baru yang akan menyambutmu menuju tujuan yang bahkan enggak jelas mau kemana. Hati mu menebak nebak tapi kau tidak bisa menebaknya, ya, begitulah kehidupan selalu banyak kemungkinan yang akan terjadi. Siap atau tidak, tapi harus. yang sebenernya perlu dilakukan adalah tenang, bawa dirimu kemanapun ia mau melangkah. Tidak usah khawatir tentang segala kemungkinan yang akan terjadi, karena itu diluar kuasamu. Tuhan, adalah maha pengatur dan penentu segala kehidupan manusia.

  Jadilah berani, berani untuk mengambil keputusan apapun yang sudah kamu tentukan. Berani melangkah walaupun banyak rintangan di depanmu. Keberhasilan ataupun kegagalan itu bukan tujuan. Yang perlu kita tanamkan sebenarnya bagaimana cara kita bertahan di kehidupan ini, dengan sebaik baiknya, sebisanya, semampunya. Dan selalu yakin sama diri kamu sendiri kalau kamu bisa lewatin semua ini sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyukai Budaya

Pertemuan Singkat

Jeda