Cara Lain Menuju Jalan Kebersyukuran

Kita sudah sangat familiar dengan kata bersyukur, sebuah kata yang sering diucapkan orang-orang sekitar kita, suasana apapun selalu dikaitkan dengan syukur. Sedih, syukur. Senang, syukur. Patah hati, syukur. Seolah-olah semua orang memaksa untuk menekan kesedihan, menekan emosi yang alih-alih diganti dengan syukur. Menurutku, syukur harus di tempatkan pada hal yang tepat, hal yang memang wajib kita syukuri keberadaannya. Manusia tidak salah merasakan emosi, meluapkan emosi yang justru itu akan membuat hatinya lebih tenang. Nggak ada yang salah dari kesedihan, keberadaanya seimbang dengan emosi yang ada pada dirimu.

Cara lain untuk bersyukur mudah saja dilakukan, mungkin dengan cara menerima. Menerima segala yang ada pada dirimu, its okay not to be okay. Kalau orang di sekitarmu tidak memberikan pengaruh baik buat kamu, its okay ini bukan salahmu. Menjalani hidup yang berat ini rasanya sukar untuk bersyukur, apalagi pencapaian yang di dapat tidak sebanding dengan usaha yang sudah dikeluarkan. Kesedihan dan kegagalan sudah menjadi makanan sehari-hari, apalagi ditambah ekspektasi orang-orang terdekat terhadap kita, yang justru hal itu lah yang sangat berpengaruh besar pada stress kita. Mereka bahkan tidak mau menerima kegagalan kita, mereka selalu menuntut keberhasilan dan kesuksesan. Berat memang, apalagi jika mereka berasal dari keluarga sendiri.

Pencapaian dalam bentuk apapun akan lewat begitu saja, semua akan terasa biasa lagi apabila tidak ada pencapaian yang lain. Rasa bangga hanya berlangsung beberapa menit, momen keberhasilan seperti wisuda bahkan hanya seperti parode manusia ber cosplay, dan setelah itu, mereka akan kembali menjadi manusia yang enggak bisa membendung rasa lelahnya, tuntutan yang harus ditanggung sangat besar. Bahkan ia tak bisa memaknai kehidupan yang sebenarnya.

Jalan syukur adalah jalan terbaik. Tapi bagiku, syukur tak akan ada artinya ketika kamu masih belum berdamai dengan dirimu sendiri. Cukup untuk memaksa dirimu memenuhi keinginan orang di sekitarmu, cukup menerima apa yang ada pada dirimu, cukup melakukan hal hal yang kamu sukai, let them live. Ketika kamu nggak bahagia sama orang lain, ingat. Kamu lahir dibumi ini sendirian, kamu di kandungan ibumu juga sendirian. Its okay to be alone, kamu bisa dan kamu kuat. Gagal nggak masalah, dan itu bukan masalah besar. Tuhan nggak akan membiarkan kamu kelaparan, minta sama Beliau. Kalau dirasa lelah, istirahat. Tubuhmu juga butuh apresiasi setelah lama hidup dan berjuang dengan segala keberhasilan dan kegagalan yang hadir, cukup kamu terima itu semua dengan tarikan nafas panjang dan biarkan kesedihan terjadi secukupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Singkat

Menyukai Budaya

Tanpa Sadar, Menerangi