Mempunyai Harapan
Setiap jiwa yang hidup, mereka diberi kesempatan yang sama dalam menjalani titah kehidupan. Diberi kesempatan yang sama untuk menjadi manusia bahagia dengan segala pencapaian - penjapaian yang telah diusahakan. segala sesuatu yang menjadi harapan dan tujuan dari setiap jiwa itu sendiri.
Tulisan ini ditulis di tengah keramaian mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan setumpuk tugasnya. dihadapanku mereka riuh berdiskusi ini dan itu, tetapi salah satu dari mereka memilih untuk pergi dari kerumunan itu, bukan pergi secara fisik tapi pergi dengan jiwanya, raganya ada tetapi jiwanya bebas. menulis apa yang riuh di kepalanya, ia memilih diam, melihat dan mempelajari setiap laku dari manusia itu sendiri.
sebagai manusia terkadang di mabuk kan oleh harapan, bagaimana bisa saya sebut mabuk? karena kita akan berlaku tak tentu arah, membayangkan segala sesuatu yang belum terjadi dan begitulah harapan itu sendiri. Kemudian setiap harapan itu dibangun oleh rasa suka cita yang mana suka dan cita adalah objek yang berbeda, mereka ada karena mereka dibentuk oleh diri manusia yang penuh dengan harap. entah apa yang saya jelaskan bisa sampai atau tidak, intinya adalah manusia membetuk harapan yang akan mereka tanggung dan usahakan sendiri. entah itu akan berakhir bahagia atau tidak. kita tak akan pernah tau akhirnya.
Pesan : jangan menjadi manusia yang mabuk oleh harapan yang kamu buat sendiri, harapan hanyalah harapan itu sendiri. mereka bisa terjadi atau tidak itu diluar kendalimu. apalagi saat kamu sedang mengharapkan seseorang, kamu hanya mempunyai harapan sebatas punya tidak untuk mewujudkannya apalagi merealisasikannya, itu bukan hal yang mustahil tapi memang kamu tidak harus bergantung padanya. sekali lagi, harapan adalah harapan itu sendiri. seseorang yang kita harapkan bisa bersama kita itu hanyalah harapan, dan persoalan seseorang itu mau bersama dengan kita atau tidak itu berada dibawah kendalinya. kita tidak bisa apa apa. itulah harapan
Jangan sampai kita diperbudak harapan dengan merasa sedih terus menerus hanya karena ekspetasi yang kita buat sendiri. tenang lah, semua jalan yang kita tempuh adalah titah hidup itu sendiri.
Tulisan ini ditulis di tengah keramaian mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyelesaikan setumpuk tugasnya. dihadapanku mereka riuh berdiskusi ini dan itu, tetapi salah satu dari mereka memilih untuk pergi dari kerumunan itu, bukan pergi secara fisik tapi pergi dengan jiwanya, raganya ada tetapi jiwanya bebas. menulis apa yang riuh di kepalanya, ia memilih diam, melihat dan mempelajari setiap laku dari manusia itu sendiri.
sebagai manusia terkadang di mabuk kan oleh harapan, bagaimana bisa saya sebut mabuk? karena kita akan berlaku tak tentu arah, membayangkan segala sesuatu yang belum terjadi dan begitulah harapan itu sendiri. Kemudian setiap harapan itu dibangun oleh rasa suka cita yang mana suka dan cita adalah objek yang berbeda, mereka ada karena mereka dibentuk oleh diri manusia yang penuh dengan harap. entah apa yang saya jelaskan bisa sampai atau tidak, intinya adalah manusia membetuk harapan yang akan mereka tanggung dan usahakan sendiri. entah itu akan berakhir bahagia atau tidak. kita tak akan pernah tau akhirnya.
Pesan : jangan menjadi manusia yang mabuk oleh harapan yang kamu buat sendiri, harapan hanyalah harapan itu sendiri. mereka bisa terjadi atau tidak itu diluar kendalimu. apalagi saat kamu sedang mengharapkan seseorang, kamu hanya mempunyai harapan sebatas punya tidak untuk mewujudkannya apalagi merealisasikannya, itu bukan hal yang mustahil tapi memang kamu tidak harus bergantung padanya. sekali lagi, harapan adalah harapan itu sendiri. seseorang yang kita harapkan bisa bersama kita itu hanyalah harapan, dan persoalan seseorang itu mau bersama dengan kita atau tidak itu berada dibawah kendalinya. kita tidak bisa apa apa. itulah harapan
Jangan sampai kita diperbudak harapan dengan merasa sedih terus menerus hanya karena ekspetasi yang kita buat sendiri. tenang lah, semua jalan yang kita tempuh adalah titah hidup itu sendiri.
Komentar
Posting Komentar